Kurikulum Sains Pada K-13

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
   Kurikulum merupakan seperangkat rancangan pendidikan yang berisi pengalaman belajar yang diberikan pada siswa di suatu sekolah. Rancangan ini disusun dengan maksud memberikan pedoman kepada para pelaksana pada lembaga pendidikan, dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa, keluarga maupun masyarakat sebagai Stake Holder. Pendidikan IPA SD tentu juga tidak lepas dari kurikulum. Adapun latar belakang dibutuhkannya kurikulum pendidikan IPA SD adalah pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dengan demikian, akan selalu ada hubungan dengan prospek pengembangan lebih lanjut penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah ruang lingkup kurikulum IPA SD/MI?
2. Bagaimanakah pemetaan materi sains dalam buku tematik?
3. Bagaimanakah pengelompokkan materi sains dalam buku tematik?
C. Tujuan dan manfaat
1. Bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup kurikulum IPA SD/MI.
2. Bertujua untuk mengetahui pemetaan materi sains dalam buku tematik
3. Bertujuan untuk mengetahui pengelompokkan materi sains dalam buku tematik.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Kurikulum
Dalam setiap jenjang pendidikan formal, kurikulum memiliki kedudukan yang penting. Kurikulum biasanya dijadikan patokan atau pedoman untuk mengarahkan segala aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Secara umum, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, “curere” yang berarti berlari. Arti lainnya adalah jarak yang harus ditempuh.
Dalam dunia pendidikan, kurikulum memiliki pengertian sebagai suatu rencana pendidikan yang memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Konsep kurikulum ini kemudian semakin berkembang seiiring berjalannya waktu. Oleh karena itu kurikulum senantiasa diperbarui.
Terdapat dua macam pandangan mengenai kurikulum. Pandangan pertama menyatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa untuk memperoleh ijazah. Pandangan pertama ini disebut sebagai pandangan lama atau konvensional karena sifatnya yang terlalu sempit.
Pandangan yang kedua adalah pandangan modern. Menurut pandangan modern, kurikulum merupakan dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki siswa melalui pengalaman belajar. Pandangan ini membuat konteks kurikulum memiliki cakupan yang luas dan memungkinkan untuk senantiasa berkembang.
Dari keseluruhan pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa kurikulum pendidikan merupakan seperangkat rencana tertulis dan pengaturan pendidikan. Kurikulum terdiri dari tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum dirancang khusus untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.



B. Ruang Lingkup Kurikulum IPA SD
Pendidikan IPA SD tentu juga tidak lepas dari kurikulum. Adapun latar belakang dibutuhkannya kurikulum pendidikan IPA SD adalah pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dengan demikian, akan selalu ada hubungan dengan prospek pengembangan lebih lanjut penerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Pada saat penerapan KTSP, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Untuk kurikulum 2013, Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti adalah acuan utama bagi pembelajaran.
Adapun ruang lingkup dalam pendidikan IPA SD mencakup empat hal. Empat hal itu adalah makhluk hidup dan proses kehidupan; benda serta sifat dan kegunaannya; energi dan perubahannya; dan Bumi serta alam semesta.
Ruang lingkup makhluk hidup dan proses kehidupan mempelajari materi yang berhubungan dengan manusia, hewan, tumbuhan, serta interaksi ketiganya, dan juga hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan ruang lingkup benda materi serta sifat dan kegunaannya berisi tentang benda padat, cair, dan gas.  Ruang lingkup energi dan perubahannya berisi tentang gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. Terakhir, ruang lingkup Bumi dan alam semesta berisi materi tentang tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

C. Kerangka dasar dan struktur kurikulum IPA SD
Kerangka dasar kurikulum IPA SD terdiri dari tiga hal, yaitu kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan kurikulum, dan prinsip pelaksanaan kurikulum. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Sedangkan untuk kurikulum 2013 kurikulum dikembangkan oleh pemerintah dengan memberikan patokan kompetensi dasar dan kompetensi inti yang kemudian harus dikembangkan secara integratif dengan pengetahuan yang lainnya.
Terdapat tujuh hal yang menjadi prinsip pengembangan kurikulum, yaitu:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik        dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu.
3. Tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
6. Belajar sepanjang hayat.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum tidak hanya perlu dikembangakan, tetapi juga harus dilaksanakan. Adapun prinsip pelaksanaan kurikulum adalah:
1. Didasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
2. Menegakkan lima pilar belajar, yaitu belajar untuk bertakwa kepada Tuhan YME.; memahami dan menghayati; melaksanakan dan berbuat secara efektif; hidup bersama dan berguna bagi orang lain; membangun dan menemukan jatidiri melalui proses PAIKEM.
3. Memungkinkan peserta didik mendapat layanan perbaikan dan pengayaan.
4. Hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai.
5. Menggunakan pendekatan multisinergi, multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya.
7. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Setiap kurikulum pendidikan memiliki struktur tersendiri. Definisi struktur kurikulum adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam KTSP kedalaman muatan kurikulum dituangkan dalamàkompetensi. Kompetensi terdiri dari 2 macam, yaitu: (1) Standar Kompetensi dan (2) Kompetensi Dasar. Sedangkan dalam kurikulum 2013 terdiri dari Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti.

D. Pengertian Pembelajaran Tematik
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983), dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan di antaranya: Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas,  siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selabihnya dapat digunakan untuk kegiatan remidial, pemantapan, atau pengayaan.
Menurut Trianto pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh tema “Air”  dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain seperti IPS, bahasa, dan seni.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia.  Konsep model pembelajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).

E. Memetakan materi sains dalam buku tematik


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ruang lingkup dalam pendidikan IPA SD mencakup empat hal. Empat hal itu adalah makhluk hidup dan proses kehidupan; benda serta sifat dan kegunaannya; energi dan perubahannya; dan Bumi serta alam semesta.
Kerangka dasar kurikulum IPA SD terdiri dari tiga hal, yaitu kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan kurikulum, dan prinsip pelaksanaan kurikulum. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

B. Saran
Adanya Suatu kurikulum diharapkan memberikan landasan isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.






DAFTAR PUSTAKA

Maimun ,Agus & Agus Zaenul Fitri. .2010. Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, (Malang: UIN Press)
Maman Kh, Urgensi Memadukan Kembali Sains dan Teknologi dengan Islam,  dalam http://www.pusbangsitek.com diakses tanggal 20 Mei 2012
Sihab,M. Quraish. 2001, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung, Mizan)
Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi dan Hakikat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Ar-Ruzz Media)
Tim Penyusun Buku, 2004. Memadu Sains dan Agama Menuju Universitas  Islam Masa Depan, (Malang: Bayumedia)
Turmudi, dkk, 2006. Islam, Sains dan Teknologi Menggagas Bangunan Keilmuan Fakultas Sains dan Teknologi  Islami Masa Depan, (Malang: UIN Maliki Press,), hlm, xv
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.
Zainul Arifin, Model-Model Relasi Agama dan Sains dalam http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ psikologi/article/view/353 (Diakses 2 Maret 2018)

0 Comments

Posting Komentar

Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang baik yaaak.. biar dirimu mendaptakan pahala

Kan ngak sopan kalo bertamu ngak meningalkan jejak hehe.. .